Sudah seperti yang dijadwalkan sebelumnya,
malam purnama di akhir bulan ini kami mengunjungi Candi Jawi. Terletak
ditepi jalan raya Pandaan – Prigen, jangkauan candi peninggalan zaman
Singasari ini cukup mudah dicapai. Memang biasanya kompleks Candi Jawi
buka setiap pagi hingga sore, akan tetapi khusus malam itu, Candi Jawi
buka hingga malam. Maklum lah, setiap malam purnama. Di tempat ini kerap
diadakan pagelaran seni budaya yang terbuka untuk umum dan tanpa
dipungut biaya.
Atas kerjasama DisBudPar kabupaten Pasuruan dan
BP3 Trowulan, pada malam itu di Candi Jawi menampilkan kesenian Tari
Jaranan. Salah satu tarian kreasi baru yang identik dengan kesenian
lokal jaranan. Ditampilkan oleh beberapa regu penari yang terdiri atas
beragam usia.
Acara dimulai menjelang pukul 20.00 WIB, tepat
tatkala purnama menunjukkan keelokan dan pancaran sinar terangnya.
Dengan latar belakang Candi Jawi yang berhias puluhan batang lilin, satu
demi satu regu penari bergantian tampil didepan panggung menghadap
jalan raya.
Dimulai dari sekelompok penari remaja putri, dengan
busana warna kuning cerah mereka serempak menampilkan tarian jaranan.
Suara gamelan pengiring ditabuh bertalu-talu, membuat sekelompok
pengendara dijalan raya sampai menoleh kearah candi. Puluhan penonton
berdesakan di area depan panggung, bahkan diluar pagar kompleks candi
mereka harus rela berhimpitan dengan motor dan mobil yang turut
diparkir.
Seusai penampilan tari jaranan oleh satu regu remaja
putri yang demikian anggun gemulai. Ganti satu grup penari putra mulai
memasuki panggung. Masih menampilkan tarian jaranan, kali ini gerakan
mereka lebih rancak dan bersemangat. Cambuk meledak-ledak diantara
gerakan tarian mereka yang lincah dan bertenaga. Serta kuda lumping yang
mereka tunggangi mengibaskan kepala dan badannya kekiri-kanan seolah
hidup. Penonton yang juga didominasi oleh anak-anak kecil terpana
menyaksikan tarian jaranan kali ini.
Menjelang pukul 21.00,
giliran sekelompok penari kecil yang turun ke panggung. Dengan usia
rata-rata seumuran anak TK, mereka tampil tak kalah menarik dibanding
kakak-kakaknya. Dengan setelan seragam warna biru, mereka tampil tanpa
canggung, mengundang applaus kagum dari para penontonnya.
Sebagian penari ada yang berasal dari warga sekitar Candi Jawi, namun
sebagian lagi memang berasal dari remaja sanggar tari disekitar
Pasuruan. Kendati penampilan mereka cukup singkat dan sederhana, namun
sangat menghibur bagi para pengunjung yang memang ingin menikmati malam
Purnama di Candi Jawi. Semoga acara gelar seni budaya semacam ini
senantiasa rutin diadakan, sehingga bisa menjadi daya tarik wisata dan
edukasi budaya bagi warga Pasuruan dan sekitarnya.
Post a Comment